Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.
Tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian memungkinkan untuk munculnya masalah-masalah yang terkait dengan validitas eksperimen, baik validitas internal maupun eksternal. Akibatnya, interpreting and generalizing hasil penelitian menjadi sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, limitasi hasil penelitian harus diidentifikasi secara jelas dan subjek penelitian perlu dideskripsikan. Agar Generalizability dari hasil penelitian dapat ditingkatkan, maka representativeness dari subjek harus diargumentasikan secara logis. Untuk validitas internal, peneliti harus berusaha membangun derajat ekuivalen (the degree of equivalence) diantara kelompok kelompok subjek dengan mempertimbangkan karakterkarakter atau variabel-variabel yang mungkin juga sangat berkaitan dengan variabel eksperimen.
Macam-Macam Desain Penelitian Kuasi Eksperimen adalah sebagai berikut :
Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design
Desian penelitian ini terdiri dari satu atau beberapa kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok yang digunakan merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah perlakuan eksperimen diberikan.
Contoh :
Efek pendekatan instruksional berbeda terhadap performance siswa kelas delapan dalam ujian praktek laboratorium sains.
Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group Design
Desain penelitian ini tidak berbeda banyak dengan desain penelitian sebelumnya. Desain ini dibedakan dengan adanya pretest sebelum perlakuan diberikan. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score)
Desain Time Series
Desain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri adanya pengukuran yang berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan terhadap satu atau beberapa intact group,
Variasi dalam Time Series Design
Variasi terhadap Time Series Design dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
Single Subject Design
Pada umumnya penelitian pendidikan menggunakan subjek penelitian dalam bentuk kelompok (kelas). Penelitian seperti ini akan memberikan hasil yang menggambarkan keadaan satu atau beberapa kelompok, tidak menggambarkan keadaan individual dalam kelompok tersebut. Pada situasi eksperimen tertentu, perlakuan perlu diberikan hanya pada satu individu saja. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian singlesubject. Penelitian ini sangat berguna bagi guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap individual siswa, misalnya dalam melakukan penelitian bimbingan dan konseling atau dalam melakukan rehabilitasi dan terapi fisik yang perlakuannya hanya diberikan pada satu individu saja.
Desain single subject umumnya menggunakan pengukuran yang berulang dan hanya mengimpleentasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat merubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang disebut baseline.
Daftar Rujukan
Ary, D; Jacobs, L.C. dan Razax’ich, A., 1979, Introduction to Research in Education, New York: Holt, Rinehart and Winston
Creswell J.W ., 1994, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, Sage Publication, Thousen Oaks.
Wierma W., 1995, Research Methods in Education: An Introduction, Allyn and Bacon, Boston.
Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc.
Dick, W. And Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Harper Collin Publishers.
Kempp, J.E. (1977). Instructional Design. Belmont: Fearon Tilman Publishers, Inc.
Leasing, C.B., Polloock, J., and Reigeluth, C.M. (1992). Instructional Design Strategies and Tactic. New Jersey: Educational Technolog Publishers
Sutopo, A.H. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10 komentar:
thankzzzzzzzzz
thanks a lot...
your explanation is clear enough..
:)
saya mw bertanya.
Jika tidak menggunakan kelas kontrol apakah masih termasuk penelitian quasi eksperimen?
Jika tidak ada kelas kontrol apakah masih termasuk penelitian quasi eksperimen?
Jika tidak ada kelas kontrol apakah masih termasuk penelitian quasi eksperimen?
ikut nimbrung ah,,
nek menurutku c bukan quasi eksperimen deh :)
terimakasih, artikelnya sangat memebantu dan simple.. terima kasih
makasih.......
infonya penting banget....
trmksh untuk datanya....
terima kasih, buat nambah materi...
Posting Komentar